Pentingsari adalah sebuah desa terpencil di Umbulharjo, Cangkringan, Sleman Yogyakarta. Desa Pentingsari berada di lereng Gunung Merapi yang merupakan salah satu gunung teraktif di dunia.
Desa Pentingsari ini hanya berjarak 12,5 km saja dari puncak Gunung Merapi dengan lokasi ketinggian sekitar 700 mdpl, sehingga udaranya terasa sejuk dan segar.
Pada tahun 1990-an, Desa Pentingsari adalah salah satu desa miskin bila dibandingkan dengan desa-desa lainnya di lereng Gunung Merapi. Tingkat ekonomi warga desanya sangat memprihatinkan sehingga kehidupan sehari-hari warga desa ini sangat sederhana.
Kondisi lahan di Desa Pentingsari juga relatif kurang subur sehingga sulit menaikkan taraf kesejahteraan warga. Kesulitan ini bertambah parah dengan adanya akses yang juga lumayan sulit, padahal dari Kota Yogyakarta hanya berjarak 22,5 km saja.
Keadaan yang sulit ini membuat banyak warga desa pergi merantau, dan salah satunya adalah Doto Yogantoro. Pria asli Pentingsari ini lahir pada tahun 1968 dengan kedua orang tua yang berprofesi sebagai guru SD.
Setelah lulus SMA pada tahun 1987, Doto melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor. Setelah lulus kuliah Doto bersama kawan-kawannya membangun sebuah perusahaan jasa konsultasi di bidang lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat di Tangerang.
Setelah 21 tahun merantau, Doto kemudian memutuskan untuk kembali tinggal di Pentingsari di tahun 2008. Berbekal pengalaman panjang sebagai konsultan pemberdayaan masyarakat, Doto melihat bahwa Pentingsari mempunyai potensi sebagai desa wisata yang sukses.
Desa Pentingsari mempunyai pemandangan desa yang asri, sawah luas terhampar dengan latar belakang Gunung Merapi yang anggun, udara sejuk nan segar ditambah dengan keramahan dan budaya warga desa yang mampu membuat siapa saja yang datang terkesan.
Bahkan kehidupan sehari-hari warga desa Pentingsari yang penuh kearifan pun sangatlah menarik. Doto melihat semua pesona ini dapat mendatangkan para wisatawan sehingga akan menambah pendapatan penduduk desa Pentingsari secara keseluruhan.
Tentu saja, untuk mengembangkan potensi wisata ini bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan satu keuletan dan semangat pantang menyerah karena banyak kendala yang harus dihadapi. Awalnya warga desa Pentingsari merasa pesimis dengan potensi ini, mana mungkin sebuah desa yang tidak mempunyai daya tarik wisata akan dikunjungi wisatawan.
Gambar : Kisah Sukses Desa Wisata Pentingsari |
Tak hanya itu, sebagian warga juga mengkhawatirkan apabila kedatangan wisatawan dapat mengganggu pola kehidupan sosial budaya masyarakat desa. Tapi Doto dan para tokoh desa yakin bisa mengembangkan Pentingsari sebagai desa wisata dan pada akhirnya akan menaikkan kesejahteraan warga desa.
Butuh waktu 2 tahun untuk menyakinkan warga desa bahwa alam, budaya dan kreatifitas pertanian di Pentingsari memiliki potensi luar biasa. Ini semua layak untuk ditampilkan sebagai atraksi kepada wisatawan yang mulai jenuh dengan wisata konvensional.
Para tokoh masyarakat juga yakin bahwa desa wisata ini akan mampu memberikan dampak yang luar biasa karena mampu mengakomodasi semua komponen masyarakat untuk aktif bergerak sebagai pelaku, tidak sekedar sebagai daya tarik.
Selain itu, para tokoh desa ini dapat lebih mudah untuk mengajak berbagai pihak untuk membantu, balk pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi. Setelah warga yakin akan potensi, perjuangan belum selesai. Dengan secara bergotong royong masyarakat desa mulai membangun industri pariwisata di Pentingsari.
Warga mulai menata diri, mengelola, melestarikan lingkungan serta mengajak para warga desa lainnya untuk bangga terhadap desanya sendiri. Warga yang membangun industri wisata ini tanpa modal materi. Pola pikir petani berubah secara bertahap, dari sekedar bertani kini juga sebagai penyedia jasa wisata.
Dengan budaya gotong royong yang begitu kental dan dukungan penuh pemerintah dengan berbagai program, membuat warga Pentingsari mampu untuk merencanakan, melaksanakan serta mengawasi program desa wisata di Pentingsari. Ini semua dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Pada awalnya berjalan di tahun 2008, program desa wisata belum mampu mengangkat taraf ekonomi 370 jiwa warga desa Pentingsari karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana, dan yang paling penting keterbatasan akan sumber daya manusia yang berdampak minimnya keterampilan hingga pembuatan paket wisata. Warga belum mampu memasarkan dengan baik paket wisata yang dibuat.
Saat itu, hanya ada 10 homestay, lapangan seadanya sebagai camping ground dan area outbond. Para pemandu kegiatan dan atraksi belum percaya diri dan mempunyai keterampilan terbatas. Tahun awal berdiri ini Desa Pentingsari hanya mampu mendatangkan kurang dari 1.000 wisatawan saja dengan omzet Rp. 28 juta.
Tahun 2009, keadaan sedikit membaik. Desa Pentingsari mendapatkan pendampingan dari berbagai pihak dan memberikan program peningkatan sarana dan prasarana camping ground, mulai dari perbaikan aula, kamar mandi, lapangan parkir hingga peningkatan akses jalan masuk yang ada.
Dengan adanya peningkatan tersebut, tingkat kedatangan wisatawan pun naik dengan signifikan. Tahun 2009 ada lebih 5.000 wisatawan datang dan Desa Pentingsari mendapatkan pemasukan yang cukup besar, yaitu Rp. 255 juta.
Tahun 2010 Pentingsari mendapatkan bantuan program PNPM Mandiri Pariwisata. Bantuan berupa pelatihan SDM, seragam pemandu, penambahan sarana kesenian, sarana kuliner dan cinderamata.
Program ini mampu mempercepat peningkatan sarana prasarana desa secara keseluruhan, sehingga pada tahun ini Pentingsari dapat memiliki 40 homestay, beraneka atraksi pertanian, seni budaya dan kuliner dengan pelayanan yang meningkat secara kualitas. Di tahun 2010 ini jumlah wisatawan lebih dari 9.000 wisatawan dengan omzet Rp. 220 juta.
[next]Di tahun ini pula, semangat mengembangkan desa wisata Pentingsari sempat meredup dengan adanya bencana erupsi Gunung Merapi pada bulan Oktober. Industri wisata yang mulai mengangkat taraf eknonomi warga tiba-tiba menghilang. Bencana ini membuat 25 ha sawah di Daerah Aliran Sungai Kali Kuning hancur dan dua jembatan putus sehingga membuat ekonomi dan akses warga desa terpukul. Dibutuhkan waktu lebih dari 6 bulan untuk mengembalikan kepercayaan warga desa dan juga wisatawan, sehingga industri wisata Pentingsari bisa berkembang lagi.
Dengan bermodalkan semangat kebersamaan, warga Pentingsari mampu menjadikan bencana erupsi sebagai cambuk membangkitkan semangat mengelola industri pariwisata lebih serius lagi. Dampaknya luar biasa, tercatat hampir 20.000 kunjungan wisatawan pada tahun 2011 dengan omzet Rp. 530 juta.
Jumlah wisatawan yang datang ke Pentingsari di tahun-tahun berikut tak selalu naik setiap tahunnya, namun tak pernah kurang dari 20 ribu wisatawan tiap tahunnya. Tercatat ada 30.890 wisatawan dengan omzet Rp. 730 juta di tahun 2012, kemudian sedikit turun menjadi 26.685 wisatawan dengan omzet Rp. 850 juta di tahun 2013, kemudian kembali sedikit bertambah menjadi 29.060 wisatawan dengan omzet Rp. 1,12 milyar di tahun 2014.
Pada tahun 2016 Pentingsari tercatat mampu mendatangkan 32.518 wisatawan dengan omzet Rp 2,26 milyar dan sedikit menurun di tahun 2017 menjadi 20.417 wisatawan dengan omzet Rp. 1,82 milyar.
Keterlibatan aktif warga desa yang terus membesar ini merupakan sebuah proses yang terbentuk secara alami karena industri ini mampu memberikan manfaat besar bagi Desa Wisata Pentingsari secara keseluruhan. Keterlibatan kaum perempuan dan pemuda merupakan modal yang sangat berharga bagi perkembangan industri pariwisata di Desa Pentingsari ini.
Pada Tahun 2013 atau empat tahun setelah dimulainya industri pariwisata di Desa Pentingsari ini, perbaikan taraf ekonomi warga desa secara umum sudah mulai bisa dirasakan. Pengakuan dari berbagai pihak baik secara administratif atau pun penghargaan dalam berbagai kompetisi desa wisata makin banyak diraih.
Saat ini, industri pariwisata di Pentingsari ini mampu memberdayakan sebagian besar warga desa Pentingsari yang berjumlah 370 jiwa atau 127 KK. Warga desa ini mendapatkan penghasilan dari homestay (55 homestay), atraksi seni dan budaya (25 orang), pemuda pemandu wisata lokal (30 orang), kuliner lokal (60 orang), home industri (20 orang), warung kelontong (6 unit) dan tenaga keamanan (30 orang).
Pentingsari juga berhasil memanfaatkan lahan milik desa yang terlantar menjadi camping ground dan area outbond seluas 1 ha serta Daerah Aliran Sungai Kali Kuning sebagi area trekking yang sangat menarik. Kerjasama solid dilakukan antar berbagai kelompok tani di dalam desa. Kerjasama dengan pihak yang mendukung pun juga dilakukan seperti Pemerintah Desa, kelompok kesenian, kelompok peternak dan sebagainya.
Dengan dukungan berbagai kelompok ini juga, Desa Wisata Pentingsari mengadakan Lava Volcano Tour yang menjelajahi sekitar kawasan lereng Gunung Merapi. Kerjasama dengan berbagai pihak luar area juga dijalin salah satunya dengan CSR bank swasta beserta berbagai lembaga-lembaga pengabdian masyarakat dari berbagai Perguruan Tinggi.
Berbagai penghargaan juga berhasil diraih, salah satunya yang paling bergengsi adalah penghargaan internasional sebagai Best Practise of Tourism Ethics at Local Level dari WCTE-UNWTO (2011). Ternyata dengan komitmen kuat dari seluruh masyarakat, Desa Wisata Pentingsari mampu menaikkan taraf ekonomi warganya melalui industri pariwisata tanpa harus merusak lingkungan, sekaligus sukses mencegah arus urbanisasi bagi generasi muda desa.